Jumat, 08 April 2016

5 Pertimbangan Saat Memilih Kartu Undangan Pernikahan


Satu lagi printilan nikah yang gak mungkin luput dari pikiran, bahkan dari awal sejak baru memutuskan akan menikah. Iya apa iya?! Hehe. Iya sih, undangan ini memang bisa dibilang elemen penting dalam terselenggaranya acara pesta pernikahan. Yaiya dong, kalau gak pake undangan berarti pesta pernikahan terus gimana ada orang yang mau datang? Kecuali kalo memang nikahnya mau sederhana aja, gak ngundang siapa-siapa selain keluarga. Itu beda soal, ya, undangan bisa di-skip dari checklist.

Seiring kemajuan teknologi yang luar biasa derasnya, harusnya undangan pernikahan sudah gak selalu harus dalam bentuk kartu, ya. Beberapa kali saya melihat beberapa pasangan memilih undangan berbentuk web untuk acara pesta pernikahan mereka. Kalau mau lebih irit, Facebook kan juga menyediakan fasilitas undangan event. Hehe. Mau lebih simple lagi? Pakai saja broadcast BBM. Haha.

Meskipun begitu, nyatanya, menurut pengamatan saya, undangan pernikahan dalam bentuk kartu undangan fisik tetap tak kehilangan kepopulerannya. Diakui atau tidak, kartu undangan tetap paling bersahabat untuk semua kalangan, terutama dari kalangan tua. Iya, kan?

Seperti halnya pemilihan souvenir yang pasti bikin kepala pening, memilih kartu undangan pernikahan pun dijamin gak bakal kalah bikin pening. Selain sekedar bentuknya yang bagus, ada hal-hal lain yang gak kalah penting yang harus diperhatikan. Apa saja itu? Nah, berikut ini adalah hal-hal yang saya jadikan pertimbangan saat memilih kartu undangan untuk acara pernikahan saya nanti, Insya Allah.

1. Menghindari penggunaan tulisan dengan huruf Hijaiyah, terutama yang terkandung dalam Al-Qur'an

Pernah lihat kartu undangan yang ada kalimat Bismillah-nya, dan ditulis dengan huruf Hijaiyah? Saya pernah, dan miris. Kira-kira kartu undangan pernikahan tersebut akan berakhir di mana, sih? Setahu saya, seringnya sih kartu undangan harus berakhir di tempat sampah. Iya sih, ada beberapa orangyang menyimpan atau mengoleksi kartu-kartu undangan yang pernah diterimanya. Tapi saya sih gak yakin jumlahnya lebih banyak dari orang yang membuang. Nah, coba kita pikir, misal di undangan itu ada kalimat Bismillah-nya, lalu setelah itu dibuang di tempat sampah, dosa gak sih? Saya belum tau landasan hukumnya secara jelas. Tapi kalau saya lebih milih menghindarinya.

2. Tentang pemilihan quote

Ini sepertinya sepele, ya. Tapi saya memilih untuk memperhatikannya. Pernah lihat kartu undangan yang ada qoute yang kata-kata 'terserak'-nya itu? Ada yang bilang, doa itu masih abu-abu sumbernya, alias shahih atau enggaknya. Saya gak berani pakai lah, kan sama aja mendakwahkan sesuatu yang belum jelas, kan? Amannya, saya memilih menyantumkan terjemah ayat Al-Qur'an aja. Berhubung Terjemah Surah Ar Rum sudah sangat sering dipakai, akhirnya saya pilih terjemah Qur'an Surah An Nur: 32 aja :)
"Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. JIKA MEREKA MISKIN ALLAH AKAN MENGKAYAKAN MEREKA DENGAN KARUNIANYA. Dan Allah Maha Luas (pemberianNya) dan Maha Mengetahui." (TQS. An Nur: 32)
3. Design

Memperhatikan design undangan di sini maksudnya bukan memperhatikan yang gimana-gimana banget sih. di point ini saya cuma memperhatikan dua hal, di antaranya, designnya simpel/sederhana, warnanya soft (tidak mencolok). Sebenarnya pengen kartu undangan warna-warna shabby chic plus ada gambar-gamabr kartunnya gitu. Tapi setelah ditimbang-timbang lagi, kayaknya kurang pas kalau nanti kasih undangan dengan model seperti itu ke atasan di kantor. Hihi. Akhirnya saya memilih model  yang terlihat cukup dewasa.

4. Harga!

Haha, kenapa pakai tanda seru segala? Karna ini sebenarnya yang paling penting. Hehe. Ini tergsntung budget masing-masing orang sih ya. Mahal buat saya tentu saja belum tentu mahal untuk orang lain. Status sosial juga sepertinya menentukan. Kan gak mungkin pesta pernikahan Raffi Ahmad dan Nagita Slavina kartu undangannya tiga ribu rupiah. Haha.

Kalau orang biasa seperti saya ini, ya gak perlu lah kayaknya mahal-mahal. Sekali lagi saya ingatkan, kartu undangan itu sebagian besar akan berakhir di tempat sampah. Sayang banget kalau budget yang kita alokasikan di pos ini lumayan besar. Lebih baik dibuat tambah budget konsumsi, lebih bermanfaat dan bisa dinikmati :)

5. Jumlah Eksemplar

Nah, lagi-lagi untuk menghindari kemubadziran, saya berusaha menghitung dengan cermat jumlah teman dan kerabat yang akan saya undang ke acara pesta pernikahan saya nanti. Tapi, tentu saja sebaiknya jangan pesan terlalu pas, dilebihkan sedikit. Hal itu saya lakukan untuk mengantisipasi siapa tau masih ada teman yang kelewat saya list, dan nanti tiba-tiba ingat.

Sekali lagi, point-point di atas tentu sangat subjektif sifatnya. Saya hanya membagi apa saja pertimbangan-pertimbangan yang saya pakai.

Kalau kamu, apa saja pertimbangan yang kira-kira akan kamu pakai (bagi yang belum menikah) dan yang telah kamu pakai (bagi yang sudah menikah) saat mentukan kartu undangan untuk pesta pernikahanmu? Share, yuk :)
 


1 komentar:

Terimakasih telah mampir ke rumah maya sederhana saya... tinggalkan kesanmu, ya :)