Selasa, 04 Februari 2020

Melakukan Kebaikan

Notes: Tulisan ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas Pengikat Makna 1 kelas Habituasi Sejuta Cinta Institut Ibu Profesional.

Katanya, kebaikan itu menular. Satu kebaikan yang kita lakukan untuk orang lain, bisa jadi akan terkenang oleh si penerima kebaikan. Dan suatu saat, membuat dia termotivasi untuk melakukan kebaikan serupa pada orang lain lagi.

Bayangkan jika setiap orang punya keinginan untuk melakukan kebaikan. Niscaya dunia akan diisi oleh kebaikan demi kebaikan yang saling bersambungan.

Jangan mengeluh tentang wajah dunia hari ini yang penuh dengan ketidakbaikan. Terkikisnya rasa simpati dan empati ketika melihat kesulitan orang lain. Coba tanya pada diri sendiri, di mana posisi kita?

Jangan-jangan, kita punya andil yang membuat wajah dunia semakin suram nan kelabu.

Kebaikan itu tidak berarti harus mengumrohkan semua sanak saudara. Bukan tentang memberi makan beratus-ratusan fakir miskin. Bukan hanya tentang hal-hal sebesar itu.

Kebaikan bisa kita mulai dari hal terkecil yang kita mampu.

Apa contohnya?

Berikut adalah kebaikan yang saya kerjakan di hari kemarin:

1. Menyediakan waktu untuk mendengarkan keluh kesah seorang teman melalui chatt Whatsapp

Sepele? Ya, sangat sepele. Apa sih, sekedar nyimak chatt dan bales.

Tapi mungkin enggak untuk teman saya. Dia yang saat ini sedang meniti kehidupan baru dan harus tinggal seatap dengan mertua karna suatu hal, ada orang yang bersedia menyimak unek-unek dan perasaannya mungkin bukan hal sepele. Apalagi dia bercerita pada saya yang sudah 3  tahun seatap dengan mertua.

Selain menyimak chattnya dengan baik, saya juga berusaha menyempurnakan kebaikan yang saya lakukan untuknya dengan tidak men-judge apapun yang ia katakan. Saya berusaha untuk menjadi sebaik-baik pendengar untuknya.

Dengan kebaikan yang sepele itu, Alhamdulillah di akhir obrolan kami, dia bilang merasa sudah plong dan bisa kembali bercanda lagi.

2. Memasak Untuk Anak

Saya adalah seorang ibu bekerja. Yang artinya, saya punya banyak sekali keterbatasan untuk mencurahkan cinta saya pada anak. Tidak seperti ibu-ibu lain yang bisa senantiasa menemani anaknya bermain, saya hanya punya sedikit sekali waktu yang saya khususkan untuk anak.

Tapi apakah artinya saya jadi nggak bisa mengungkapkan cinta saya padanya lewat kebaikan-kebaikan kecil untuknya?

Bisa, tentu saja bisa.

Di antaranya, saya selalu berusaha memasakkan makan pagi dan siang untuknya, sebagai bekal selama saya di kantor. Adakalanya saya malas. Masak itu capek kan? Beli aja gampang.

Tapi saya ingin kebaikan kecil yang saya kasih ke dia ini akan membekas di hatinya. Saya ingin, tubuhnya tumbuh dan berkembang sebagian besarnya adalah dari apa yang dihasilkan tangan saya.

3. Membuatkan Teh untuk Suami

Seperti waktu saya yang terbatas untuk mencurahkan cinta pada anak, begitu pula kondisi saya pada suami. Karna kami sama-sama bekerja dari pagi sampai sore, waktu kami bersama sangat terbatas.

Tapi sekali lagi, hal itu sama sekali tidak menghalangi kita untuk saling mencurahkan cinta.

Saya dengan segala keterbatasan, berusaha untuk melakukan kebaikan-kebaikan kecil untuknya.

Di antaranya, membuatkannya teh sepulang dari kerja. Bagi saya, itu kebaikan yang sangat sepele. Tapi ternyata enggak bagi suami saya. Bagi beliau, meminum teh hasil adukan istri itu nikmatnya mampu meluruhkan segala lelah setelah seharian beraktivitas.

See?

Ternyata melakukan kebaikan bisa dilakukan dengan semudah itu. Sesepele itu.

Yuk, jangan berhenti melakukan kebaikan.