Selasa, 25 Juli 2017

5 Makanan Yang Bisa Jadi Booster ASI



 
5 Makanan Yang Bisa Jadi Booster ASI. Jadi ibu tuh ternyata ajaib banget, ya. Saking ajaibnya sampai kita kadang merasakan hal-hal yang terasa menggelikan kalau dipikir-pikir. Contohnya kalau anak tiga hari gak BAB. Begitu BAB, duh bahagianya kayak habis dikasih hadiah emas 10 gram deh. Ahaha.

Contoh lainnya lagi. Soal PD bengkak. PD bengkak itu sakit luar biasa lho. Iya kan? Pegel-pegelnya menjalar sampe ketiak dan pundak juga. Apalagi kalo ASI-nya rembes. Duh, baju aroma ASI semua. Aroma ASI tau sendiri lah kayak apa.

Eh tapi begitu PD gak bengkak kok malah sedih, yaaa :( Resah dan bertanya-tanya. Ini kenapaaa, kok gak bengkak siihh, aduh saya harus bagaimana. Hihi.

Iya, serius saya gitu banget. Soalnya kan saya punya riwayat ASI gak keluar sampe berhari-hari setelah melahirkan itu. Jujur traumanya masih agak membekas. Takut tiba-tiba ASi saya gak keluar lagi, huaa. Makanya kalo PD kempes sering saya pencet-pencet. Begitu keluar tetesan ASI kemudia saya lega =D

Nah, karna saya bahagia sekali ketika PD saya sering bengkak, maka hobi saya sejak ngASI adalah mencari tau macam-macam makanan yang bisa jadi booster ASI, mencobanya, lalu memperhatikan pengaruhnya. Soalnya ternyata booster ASI itu cocok-cocokan. Makanan A bisa bikin ASI teman saya mengucur, tapi ketika saya makan gak pengaruh apa-apa.

Daun katuk, contohnya. Kurang tenar apa si daun katuk yang dipercaya punya manfaat untuk melancarkan ASI? Tapi ketika saya makan, blas gak ada efek apa-apa yang saya rasakan. Tapi ada juga yang gak pernah butuh booster ASI apapun, karna makanan apapun bisa bikin ASI-nya mengucur deras. Kalau ini sih urusannya udah soal bicara ASI, bicara rizki ya.

Nah, setelah empat bulan ini mencoba macam-macam makanan yang konon bisa jadi booster ASI, ada lima makanan yang paling berpengaruh pada saya sebagai booster ASI. Saya tulis di sini, siapa tau ada yang juga lagi mencari-cari booster ASI apa yang cocok untuk dirinya. Ini nih daftarnya:

1. Jagung rebus

Saran soal jagung rebus saya dapat dari teman FB. Katanya sih jagung rebus plus telur rebus, bisa bikin PD langsung terasa penuh. Tapi berhubung saya kurang suka telur rebus, yaudah saya coba jagung rebus saja.

Alhamdulillah hasilnya signifikan bangettt. Saya mencoba belum lama ini. Jadi ceritanya setelah libur lebaran, produksi ASI saya terasa menurun. PD blas gak pernah terasa penuh apalagi bengkak. Gara-garanya apalagi kalau bukan karna selama liburan saya males pumping -_-

Nah, setelah makan jagung rebus, Alhamdulillah hasil pumping meningkat, dan bisa memenuhi kebutuhan harian Faza selama saya tinggal kerja. Setelah berhari-hari defisit, hiks.

2. Kacang panjang

Waktu masih Jepara setelah melahirkan, ibuk saya masakin sayur tiap hari. Macam-macam sayur, sampai enek lah pokoknya, tapi seneng. Masakan ibuk is the best!

Nah, dari berbagai sayur yang dimasak ibu, yang saya rasa langsung bikin ASI mancur lebih dari biasanya itu adalah kacang panjang dan sawi hijau.

3. Susu kedelai

Saya rutin konsumsi susu kedelai juga baru-baru ini sih, setelah libur lebaran. Dulu saat hamil sering minum susu kedelai juga, tapi susu kedelai yang homemade gitu, beli di ibu-ibu penjual sayur. Enak sih, tapi kalo masih anget. Kalo udah gak anget aduh langunya terasa banget.

Nah, suatu saat di grup obrolan para mamak-mamak blogger, pada ngomongin soal susu kedelai. Sekalianlah saya tanya, susu kedelai apa ya yang enak. Terus Mbak Muna Sungkar kasih rekomendasi susu kedelai merk Vsoy. Waktu ke Alfamart, langsung comot deh, Vsoy yang botol kaca itu. Enak. Tapi mahal. Haha. Lain hari, saya gantian nyobain susu kedelainya Cimory. Enak juga sih, dan lebih murah. Tapi lebih enak yang Vsoy, karna dia ada campuran beras merah dan apaa gitu, duh lupa =D

Lain hari lagi waktu ke Superindo, saya nemu Vsoy yang kemasan karton agak besar gitu, lupa berapa ml. Ternyata, yang kemasan karton jauuhh lebih murah dibanding dengan kemasan botol kaca. Jadi kalo dihitung-hitung, sebenernya gak lebih mahal kok dari Cimory. Yeay!

Ini apaan sih kok malah jadi cerita panjang soal Vsoy dan Cimory. Macam review saja =D

Intinya, beberapa hari ini saya minum segelas susu kedelai tiap pagi, Alhamdulillah hasil pumping meningkat.

4. Sate kambing

Waktu halal bihalal keluarga besar Yayasan tempat saya kerja beberapa minggu lalu, kebanyakan menunya adalah daging kambing. Saya makan sate kambing banyak. Rizki banget karna saya suka sekali sate kambing =D

Alhamdulillah saat itu, setelah beberapa malam bolos pumping karna PD kendor, eh bisa pumping lagiiii karna PD bengkak :)

5. Sawi hijau

Ini ceritanya lihat lagi point 2 ya. Haha.

Mungkin sebenernya gak cuma 5 makanan itu sih yang bisa jadi booster ASI buat saya. Cuma sementara ini 5 makanan itu lah yang saya ingat pernah membuat ASI saya mengucur lebih deras dibanding biasanya. Gak tau nih, tiba-tiba amnesia saat mau ditulis.

Tapi yang gak kalah penting buat menyusui dari sekedar apa yang kita makan konon adalah:

JANGAN LUPA BAHAGIA :) :)

Yuk yuk, monggo tambahin makanan apa yang bisa buat jadi booster ASI untuk kalian di kolom komentar. Semoga bermanfaat buat siapapun yang membaca, terutama yang sedang berjuang memberi ASI untuk putra-putrinya.

Kamis, 20 Juli 2017

#BincangKeluarga: Saat Saya Ingin Mengeluh

Mengeluh. Siapa yang gak pernah mengeluh? Rasanya hampir gak ada. Apalagi saya. Haha, hobi banget!

Tapi saya tau, hobi ini merupakan hobi buruk yang harus segera dibasmi. Hidup terlalu berharga jika hanya diisi oleh keluhan demi keluhan. Dan anehnya ya, ketika kita memutuskan untuk mengeluhkan sebuah hal, maka akan bermunculan lah hal-hal lain yang rasanya patut dikeluhkan.

Begitu juga sebaliknya. Saat kita memilih untuk bersyukur, seringkali akan hadir hal-hal indah yang patut untuk disyukuri, susul-menyusul.

Eniwei, ini adalah postingan pertama #BincangKeluarga setelah beberapa minggu kami absen, dikarenakan Ade sedang cuti hamil. Hehe. Selamat yaaa De atas kelahiran putri cantiknya *hug*.

Baca Punya Ade:




Ngobrolin soal mengeluh, saya pernah melewati masa-masa saat saya ingin mengeluh, melebihi biasanya. Rasanya hati dan otak saya hanya berisi tentang keluhan saat itu.

Kapan? 

Empat bulan lalu, selama tiga minggu setelah melahirkan.

Ya, rasanya saya hanya ingin mengeluh, mengeluh dan mengeluh. Masa-masa yang banyak disebut orang dengan istilah baby blues -_-

Dan seperti yang saya bilang di atas. Ketika saya mengeluh, muncullah susul-menyusul hal-hal yang di mata saya pantas untuk dikeluhkan. Pertama tentang ASI yang tak kunjung keluar. Setelah ASI keluar, saya kemudian mengeluh karna Faza terus-terusan menyusu. Lalu tentang jam tidur yang saya rasa sangat kurang. Juga tentang ASI yang gak mau keluar ketika diperah, padahal keluar saat dikenyot sama Faza. Setelah lancar diperah, eh gantian saya ngeluh capek pumping.

Sebenarnya mau saya apa sih saat itu :(

Jujur saya malu kalau ingat saat itu. Malu sama Faza terutama. Faza lahir dengan hanya dibekali naluri untuk menggantungkan hidupnya pada saya. Ia menganggap bahwa saya adalah semesta baginya. Sedangkan saya justru terus mengeluhkan kehadirannya. Padahal dulu, saya juga yang merengek melalui doa-doa agar Allah perkenankan Faza hadir dalam hidup saya T.T

Lalu apakah sekarang saya jadi gak pernah lagi mengeluh?

Sayangnya masih :( Tapi saya mencoba berusaha segera mengubah sudut pandang saya, agar keluhan itu segera berganti kesyukuran.

Hari senin kemarin, Faza habis imunisasi. Malamnya, badannya panas. Saya hampir gak bisa tidur sama sekali karna ia agak rewel. Paginya di kantor saya ngantuk sekali. Kepala saya pening.

Saat saya ingin mengeluh, qodarullah saya ngobrol dengan seorang teman yang beberapa bulan lalu menikah. Ia bercerita tentang keresahan dan keinginannya untuk bisa segera hamil. Ia juga bilang bahwa saya beruntung sekali karna dulu langsung hamil hanya selang sebulan setelah menikah.

Hati saya seketika menghangat. Keinginan mengeluh saya sirna seketika.

Bagaimana bisa saya gak bersyukur dan justru mengeluhkan segala konsekuensi atas hadirnya Faza, sedangkan di luar sana banyak sekali yang mendambakan ada sosok kecil seperti Faza dalam hidup mereka :( Saya harusnya sadar, bahwa segala konsekuensi atas kehadiran Faza sama sekali gak ada apa-apanya dibanding besarnya anugrah berupa Faza itu sendiri.

Jadi, bolehkah kita mengeluh? Gak manusiawi kalau bilang gak boleh. Tapi jangan lupa untuk segera mengubah sudut pandang kita, agar keinginan mengeluh segera berganti menjadi keingin untuk melangitkan ribuan syukur :)

Rabu, 05 Juli 2017

#CeritaFaza: Tiga Bulan Pertamanya Faza

Tadinya saya enggan mau nulis #CeritaFaza di blog ini. Gara-gara baca apa kata Mbak Icha di annisast.com bahwa cerita tentang anak itu hanya menarik bagi ibunya sendiri. Sama sekali gak menarik untuk ibu yang lain. Haha. Iya juga sih.

Tapi saya mikir lagi. Saya nulis #CeritaFaza tujuan utamanya bukan untuk dibaca orang lain. Ketika Faza sudah tumbuh semakin besar, pastilah akan ada hari dimana saya rindu dia hari ini. Saat masih manis sekali, belum kenal apa itu tantrum dll =D Pasti menyenangkan sekali membaca cerita kenangan tentang Faza saat saya merindukannya nanti.

Jadi, fix, saya mau mendokumentasikan tahap perkembangan Faza di blog ini.


Sebulan Pertamanya Faza

A post shared by Rosa Susan (@rosalinasusanti) on


Bulan pertama itu bisa dibilang bulan terberat. Bagi saya sebagai ibu, pun mungkin bagi Faza sebagai anak saya.

Saya yang tadinya bisa tidur kapanpun saya mau, bisa ngapain aja ke mana aja, tiba-tiba cliiing berubah 180 derajat. Malam tidurnya merem melek gara-gara Faza juga masih dalam tahap adaptasi sama kasur. Sebelumnya kan dia hangat sekali di dalam rahim saya. Nyaman. Eh tiba-tiba harus tidur di kasur busa yang terlalu empuk. Belum lagi kampung halaman tempat di mana saya numpang melahirkan itu udaranya sedang gak jelas. Kadang gerah luar biasa, kadang dingin tiada tara. Hmm...

Yang sempat bikin saya panik (sebenarnya banyak sih yang bikin panik, namanya juga ibu baru) adalah saat berumur sekitar 2-3 mingguan, Faza tu hobi banget ngulet. Nguletnya parah banget. Sambil ngeden-ngden pula. Dan semaleman bisa terus-terusan nguletnya. Jadi, dari bayi Faza emang Alhamdulillah gak pernah rewel kalo malem, tapi ya itu... dia ngulet terus. Ujung-ujungnya sama saja saya dan ibu saya gak bisa tidur sibuk menenangkan Faza biar gak ngulet terus. Gampang sih menenangkannya. Kalau dipangku dia langsung anteng.

Sebulan pertama di dunia, Faza masih tergolong susah tidur. Ini sempat bikin saya bete. Mungkin masih bagian dari baby blues ya, saya emang beberapa kali sempat merasa bete sama Faza =D Saya ngedumel, duh deeekk, tidur mbok tidur sajaaa, kok susah amat. Nenen, tidur, diletakkan di kasur, bangun. Ditimang-timang, tidur lagi, diletakkan di kasur, dengar suara resleting daster saya tutup (habis nenenin dia), eh bangun! Plisss deh, suara resleting ditutup doang lhooo -_-


Tapi dia gak rewel, gak nangis. Cuma saya kan baca katanya bayi itu tidurnya harus cukup dan harus berkualitas. Nah, panik dong saya. Takut Faza kenapa-napa kalo tidurnya kurang. Gara-gara ini saya juga sempat bete sama orang serumah. Karna kalau mereka bersuara sedikit saja, pasti Faza bangun. Ya masa' jadi harus puasa bicara semua ya =D

Kenangan termanis saat Faza umur satu bulan (10 hari pertama doang sih tepatnya) adalah betapa faza baik sekali, mau bantu ibunya. 10 hari pertama ASI saya belum keluar. Tapi Faza tetap selalu mau saya nenenin. Ngenyot dengan sungguh-sungguh meski tak setetespun ASI ia dapat. Huhu, ibu terharu :') Karna kalau Faza gak mau ngenyot kan ASI pasti makin gak keluar.


Eh tapi ada dramanya juga. 3 malam pertama, Faza selalu nangis heboh sekali setiap saya minta nenen PD sebelah kanan. Dia nolak banget. Berontak, sambil kakinya nendang-nendang dan nangis teriak-teriak. Heran karena... hei, kenapaaa dengan PD kananku kok Faza gak mau? Padahal kalo kiri langsung LHEP dikenyot. Dan padahal (saat itu) sama-sama belum ada ASInya! Tapi Alhamdulillah lama-lama mau sendiri karna terus saya biasakan.

Ohya, catatan tambahan, Faza pertama kali merespon dengan (seolah) berkata-kata ala dia saat diajak bicara tepat di umurnya yang ke 37 hari. Yeaay!

Bulan Keduanya Faza



Bulan kedua, kami sudah diboyong sama ayahnya Faza ke Semarang lagi. Babak baru lagiii buat saya. Yang tadinya di rumah ibuk apa-apa dilayani, apa-apa dibantu, apa-apa diturutin, eh harus berbalik jadi apa-apa sendiri (dibantu suami sih).

Tapi saat itu rencananya, selang sehari saya datang ke Semarang, yang mana cuti kerja saya masih tersisa satu bulan, Faza langsung 'disekolahkan' (istilah untuk mengganti kata dititipkan). Faza sekolah di rumah tetangga satu gang, namanya Budhe Hana. Itu keputusan suami saya sih. Sayanya sempat protes. Kenapa harus sekarang, padahal cuti saya masih sebulan.

Tujuan beliau baik sih setelah dijelaskan (ya memang gak mungkin bertujuan buruk lah). Pertama, agar Faza sedini mungkin adaptasi dengan Budhe Hana, dan Budhe Hana adaptasi sama Faza. Kedua, biar saya gak kerepotan sendirian. Karna di rumah Semarang kalo siang benar-benar gak ada orang. Beliau kasian kalo saya harus urus Faza seorang diri.

Ya sudah akhirnya saya setuju. Meski tetap saja, hari pertama mengantarkan Faza, saya berurai air mata. Lebay sekali. Haha. Fazanya sih santai senyam-senyum doang -_-

Qodarullah, skenario tak terduga terjadi. Pagi hari berikutnya, seusai subuh bapak mertua memberi kabar bahwa suaminya Budhe Hana baru saja meninggal dunia. Shock lah kami. Wong kemarin siang masih sehat. Sempat ajak ngobrol Faza juga. Ajal oh ajal :(

Otomatis keinginan saya terkabul. Faza di rumah sama saya sampai cuti saya habis sembari Budhe Hana menenangkan diri dari rasa kehilangan.

Gimana rasanya urus Faza seorang diri? Menyenangkan sih, meskipun yah cukup repot untuk ukuran saya yang terbiasa apa-apa dibantu. Tapi Faza baik sekali, gak pernah rewel dan bikin ibu panik.

Di usia dua bulan lebih beberapa hari, beratnya Faza 6,8 Kg. Katanya ini termasuk gendut. Banyak yang menyanjung. Apa saya senang disanjung-sanjung. Dikit iya, selebihnya malah khawatir. Khawatir kalo nanti ada masanya BB-nya Faza turun (naudzubillah), gantian saya dipojokkan =D #emakparnoan

Bulan ketiganya Faza




Usia tiga bulan, Faza makin pintar dan menggemaskan (boleh dong memuji anak sendiri =P).

Dia cerewet banget. Kalau diajak ngobrol pasti heboh sendiri ikutan ngomong yang mana hanya dia dan Tuhan yang tau artinya =D Kalau dicuekin pasti langsung ah uh bete, terus nangis. Haha. Ohya, udah pinter diajak selfie juga. Hasil didikan ayahnya nih, bukan saya. Hehe.

Boboknya sudah teratur, dan sudah gak sesensi saat masih sebulan pertama terhadap suara. Sudah pinter nenen sambil bobok juga, yeeayyy. Jadi sekarang ibu bisa tetep sambil bobok kalau Faza minta nenen. Selamat tinggal hari-hari kurang tidur :)

Apalagi ya yang mau diceritakan. Emm, segitu dulu deh. Maafkan terlalu panjang karna rapelan tiga bulan. Hehe. Doakan Faza sehat terus yaaa om tante pakdhe budhe :)