Senin, 02 Maret 2020

Rangkuman Usia 2 Tahun Faza

Beberapa saat lalu, saya tiba-tiba sadar. Saya minim sekali nulis satu tahun terakhir ini. Banyak sekali yang saya lewatkan untuk ditulis, tidak terkecuali cerita-cerita tentang tumbuh kembang Faza.

Saya hampir nggak nulis cerita tumbuh kembang faza di masa usia 2 tahunnya sama sekali. Sedih :(

Karna suatu saat, pasti adakalanya saya ingin memanggil ingatan saya tentang masa-masa Faza berusia 2 tahun.

Tapi karna sudah terlanjur lewat, yang bisa saya lakukan adalah melakukan perbaikan. Dalam hal ini, saya akan mencoba menulis rangkuman masa 2 tahun Faza. Berdasarkan beberapa ingatan, dan dokumen-dokumen pendukung. Halah.

Dokumen pendukungnya cuma data di Primaku, foto dan video, serta ingatan-ingatan yang masih berhasil tersimpan kuat di memori sih.



Oke deh, Bismillah, saya mulai.

Biar gampang, saya akan pake 5 aspek tumbuh kembang balita:

1. Aspek Fisik

Dari segi aspek fisik, Alhamdulillah Faza bisa dibilang tumbuh sesuai dengan kurva pertumbuhan di usia 2 tahun ini. Berat  badannya naik kurang lebih 2 Kg dalam setahun terakhir, sesuai dengan kriteria. Begitu juga tinggi badannya yang Alhamdulillah masuk kategori ideal menurut aplikasi Primaku.


Bersyukur sekali meskipun saya alpa mencatat detail tumbuh kembang Faza di blog ini, seenggaknya di Primaku saya nggak lupa meng-update data tiap beberapa bulan sekali. Jadi saya bisa tracking pertumbuhannya.

2. Aspek Kognitif

Saya jujur agak bingung sih menjabarkan bagian aspek kognitif ini.

Ini aspek yang mungkin saya banyak alpa dalam menstimulus dan memantau perkembangannya secara serius. Tapi saya merasa perkembangannya sudah sesuai usia.

Dia sudah bisa memahami cerita dengan baik, sudah mulai paham tentang konsep sebab-akibat. Bahkan dia sudah bisa diminta untuk me-retelling sebuah gambar di buku ceritanya. Faza sudah hafal warna di usia 2 tahunnya, sudah paham konsep besar-kecil, atas-bawah, sekarang-nanti.

3. Aspek Bahasa

Ini sih udahlah... Alhamdulillah tsumma Alhamdulillah. Faza dapet turunan gen dari ayah ibunya yang suka ngomong (meski kalo lagi mode diem ibunya suka males ngomong hehehe).

Aspek bahasanya Faza berkembang sangat pesat di rentang usia 2 tahunnya. Di awal-awal usia dua tahun, dia mulai bisa bicara satu kalimat utuh yang terdiri dari 3 kata. Contoh, "Adek mau maem" -- tadinya cuma "Maem... maem".

Kalau sekarang sih, hmmm... udah nyaingin ibunya. Udah bisa cerita panjang kali lebar. Kayaknya bisa cerita panjang itu baru beberapa bulan terakhir ini, alias 2,5 tahunan kurang lebih.

Sekarang Faza udah mulai bisa protes, udah mulai bisa berpendapat dan bernegosiasi.

Ohya, perkembangan yang kelihatan sekali adalah pelafalan per katanya yang makin sempurna. Tadinya, Faza cenderung 'males' melafalkan kata dengan pelafalan yang sempurna -- cenderung sering menghilangkan huruf konsonan. Misal, kata "dimana', dia akan melafalkannya dengan "diana". "Kuda, jadi "Uda". Dll. Sekarang (baru dua mingguan terakhir ini), dia udah mulai terbiasa melafalkannya kata per kata dengan lebih sempurna.

Thanks to Uwak Onang yang bikin kami aware soal ini. Tadinya saya nggak merasa harus mengoreksi, karna merasa 'sudah paham' meskipun dia nggak bener ngomongnya, dan merasa nanti juga lama-lama bener sendiri. Ternyata memang harus dikoreksi.

4. Aspek Sosial

Di awal usia 2 tahun, beuh Faza egosentrisnya luar biasa -- yang mana memang sangat wajar. Keakuannya sangat tinggi. Termasuk soal kepemilikan.

Saya sempet dibikin nggak enak kalo Faza nggak bersedia meminjamkan mainan ke teman seumurannya. Padahal si teman seumuran itu nggak pernah segan meminjamkan mainannya atau berbagi makanan dengan Faza. Mungkin karna si teman sepermainan itu punya kakak yang jeda umurnya sedikit sekali, jadi sudah terbiasa berbagi di rumah.

Kalau sama orang yang lebih tua, Faza dari dulu terkenal ramah. Makanya dia punya beberapa fans fanatik orang sepuh. Hihi. Tiap lewat, Faza sering nyapa. "Eyaaang...", atau "Budheee...", gitu. Hihi, Alhamdulillah sifat ibunya yang kadang suka males nyapa gak kebawa sama Faza. Kalau disapa atau diajak bicara juga Faza sering menjawab dengan baik. Alhamdulillah.

Kemampuannya beradaptasi di lingkungan baru juga Alhamdulillah gak sesusah yang saya kira dulu. Dia ternyata cenderung mudah akrab dan adaptasi. Pernah suatu hari saya ajak dia ke kantor, dan dia enjoy aja. Sama temen-temen kantor pun nggak segan salim, ngobrol, dll.

5. Aspek Emosional

Ini nih yang paling kerasa bangettt di usia 2 tahunnya Faza. Soalnya aspek ini menguji kesabaran saya dan mas suami sekali. Haha.

Kalau usia 2 tahun sering dibilang sebagai terrible two, saya setuju banget. Karna begitu yang terjadi di Faza. Sering tantrum? Beuh, sering banget. Terutama di setengah tahun pertama usia 2 tahunnya dia. Emosinya meledak-ledak sekali. Mulai agak kalem kayaknya 3 bulanan terakhir ini deh.

Saya sampe kadang mikir, ini kenapa masa tantrumnya awet banget, apa karna saya sering kalah? Apa karna ada yang nggak bener dari cara kami mengatasi tantrumnya dia?

Tapi setelah direnungi lagi, rasanya kami hampri nggak pernah kalah -- dalam artian akhirnya ngasih apa yang dia mau (yang tadinya nggak dibolehin) hanya gara-gara dia tantrum. Kami cenderung konsisten. Yang kami belepotan banget itu soal mengatasi emosi kami.

Jujur aja nggak jarang kalo Faza tantrum, saya atau ayahnya kadang suka ikut tantrum. Huhu, Padahal harusnya nggak boleh. Kalo dia tantrum, kitanya ikut tantrum, yang ada tantrumnya nggak bakal selesai-selesai. Kalo kita tantrum, harusnya kitanya stay cool. Tapi percayalah, menghadapi anak tantrum saat lelah raga dan pikiran itu sungguh ujian hidup.

Di luar ke-5 aspek di atas, ada beberapa point juga yang rasanya harus saya tulis dalam rangkuman ini.

  • Konsisten No Gadget

Ini salah satu hal yang saya syukuri dan apresiasi dari diri saya sendiri sebagai orangtua. Alhamdulillah di antara banyaknya wacana yang akhirnya nggak mampu saya realisasikan, konsisten no gadget menjadi satu dari sedikit hal yang bisa saya lakukan.

Enggak 100% no gadget sih. Karna memang bukan itu goal saya. Faza sesekali (jarang sekali) saya pinjami ponsel saya, tapi hanya untuk lihat video-videonya sejak bayi.

Sedangkan di ponsel ayahnya, memang sengaja kami menyiapkan video kesukaannya yang tersimpan di gallery, untuk pertolongan di kondisi-kondisi darurat. Misalnya sedang di luar rumah, dan dia bosan atau rewel. Kenapa harus disimpan di gallery? Biar pilihannya terbatas, jadi lama-lama dia akan bosan juga. Kalau di youtube kan pilihannya tak terbatas. Adaaaa terus video lain yang akan bikin pengen lagi, pengen lagi sampai akhirnya kecanduan.

Dia dikasih nonton youtube nggak? Dikasih kok. Tapi lewat komputer, dan hanya di hari sabtu/ahad. Lewat ponsel pernah nggak? Pernah, tapi bisa dihitung jari satu tangan.

  • Toilet Training

Faza mulai toilet training kalo nggak salah bulan Ramadhan 2019 lalu. Sudah berhasil? 50:50 sih.

Kalau soal pipis, selama dia nggak dalam kondisi tidur, dia pasti akan minta pipis ke kamar mandi. Bahkan misal saat pergi dan saya pakaikan diapers pun, dia sering merengek minta pipis di kamar mandi. Cumaaa, kalau pas tidur dia masih belum bisa. Jadi ya kalau tidur masih selalu pakai diapers.

Sebenernya ini salah saya sih. Dulu dia udah sempet lho minta ke kemar mandi saat malam tiap pengen pipis. Tapi dalam satu malam dia bisa sampe 3-4 kali pipisnya. Paginya, saya pusing banget mirip pas dia masih nenen dulu hiks. Akhirnya saya nyerah. Biarin deh kalo malem pake diapers aja. Haha. Dasar emak lemah.

Poopnya gimana?

Oh, kalo poop mah dari sebelum usia 2 tahun juga udah selalu ke toilet. Karna apa? Lha poopnya aja harus dirayu setengah mati dulu -___-

Iyap, trauma BAB-nya Faza masih berjalan sampai sekarang. Dan ini salah satu yang bikin saya sediiiih banget. Sedih tiap dia mau BAB nangis-nangis seolah kesakitan sekali. Padahal mah poopnya enggak keras dan saya yakin enggak sakit. Dia cuma trauma.

  • Terapi Flat Feet

Ohiya, di usia 2 tahun, Faza juga sempat menjalani terapi okupasi dan fisioterapi di RS Nasional Diponegoro Semarang.

Terapinya ngaruh nggak?

Kalau ke struktur tulang sih hampir nggak ada pengaruh sama sekali ya. Karna selain terapi, Faza kan harus pakai sepatu koreksi yang mana dia nggak konsisten pakai. Sekarang malah udah nggak dipakai sama sekali. Saya pun sebagai orangtua emang nggak terlalu serius maksa dia sih.

Tapi kalau ke keseimbangannya, terapinya membantu sekali sih. Terutama karna kami juga mendukungnya dengan ngasih dia balance bike.



Selengkapnya sudah saya ceritakan di postingan ini.

  • Kesukaan

Faza udah mulai punya idola. Siapa? Upin-Ipin. Haha.

Kayak nggak bosen-bosen. Tiba juga masanya saya hafal cerita Upin-Ipin karna tiap hari nemenin dia nonton. Haha.

Selain itu dia juga mulai tertarik sama beberapa tokoh Action Figure. Terutama Ultraman. Dulu saya punya keinginan agar anak-anak saya nggak kenal tokoh-tokoh Action Figure sih sebenernya. Yah, tapi apa daya. Saya kan enggak 24 jam sama dia.

Dia juga sekali mobil-mobilan. Terutama mobil pemadam kebakaran. Hihi.

  • Soal makan gimana?

Masyaa Allah, ini hal yang amat sangat saya syukuri. Faza tipe anak yang gampaaaaang sekali makannya. Sama sekali bukan picky eater. Makannya banyak. Bahkan seringkali saya yang harus memaksa dia berhenti. Tapi, makanan yang akan bikin dia makan dengan sangat lahap adalah: nasi, plus ayam goreng atau lele goreng dan sambal. Yup, Faza doyan makan sambal sejak usia 1 tahun. Hihi.

Udah sih, kayaknya hampir semua point masa 2 tahun Faza sudah terangkum di atas. Meski tetap saja saya kehilangan banyak detail kejadian atau perasaan yang alpa terabadikan lewat tulisan. Tapi nggak papa-lah. Seenggaknya tulisan ini nggak akan bikin saya clueless-clueless amat saat suatu hari nanti ingin mengingat masa 2 tahun Faza.

Mohon doa ya teman-teman, agar Faza selalu sehat dan selau dalam lindungan Allah yang terbatas perlindungannya :)