Sabtu, 20 Januari 2018

Babak Baru Pernikahan

Rasanya baru kemarin tangan saya dihenna menjelang acara pernikahan. Ehh, tau-tau udah memasuki tahun kedua pernikahan aja. *klise* 😂

Adik ipar saya bulan lalu nikah. Lihat pasangan pengantin baru, saya jadi kepikiran nulis ini.

Baca ini juga ya: Lika-Liku Adaptasi di Awal Pernikahan (Part 1)

Pengantin baru sih isinya manis doang yah. Iya sih tetep ada lah betenya, kadang malah terasa berat karna kan masa adaptasi dari lajang ke menikah. Tapi tetep aja kalo diinget sekarang, marahan pada masa-masa pengantin baru kok rasanya marah yang unyu dan menggemaskan ya 😂

Beda lah levelnya sama marahan setelah memasuki tahun kedua pernikahan. Tahun pertama menurut saya adalah tahun dimana gelora cinta sedang ada di puncak gelora. Iya lah, tahun pertama punya seseorang yang halal dipeluk kapanpun, selalu ada buat kita, mau ngapa-ngapain bebaaasss dan sah, baru tau rasanya yang 'enak-enak' *ups*, jelaasss dong masih sangat bergelora.

Baca juga yang ini:  Lika-Liku Adaptasi di Awal Pernikahan (Part 2)

Sementara memasuki tahun kedua pernikahan, pelan-pelan ada beberapa pergeseran. Saat berpegangan tangan sudah gak lagi semenggairahkan dulu karna... kan udah biasa ya, wong sudah setahun lebih. Lalu obrolan-obrolan soal: anggaran belanja, kebutuhan bulanan, biaya listrik, nabung buat beli rumah, dll mulai mendominasi. Saat inilah komitmen mulai diuji. Dan...

Selamat datang di babak baru pernikahan 😍

Yup, saya merasakan sekali momen babak baru pernikahan menginjak tahun kedua menjalani bahtera ini. Apalagi saya dan suami -- yang Alhamdulillah tsumma Alhamdulillah -- memasuki tahun kedua pernikahan sudah punya Faza. Jadi sudah bukan tentang aku dan kamu lagi. Tapi berubah jadi ada Faza diantara kita 😂😂😂

Yang paling terasa perbedaannya di babak baru ini adalah soal komunikasi. Hadirnya Faza -- tanpa sedikitpun bermaksud mendustakannya sebagai sebuah anugrah terindah -- gak bisa dipungkiri bikin kami jauh lebih capek dari tahun pertama pernikahan.

Sudah gak ada cerita pulang kerja leyeh-leyeh. Ada Faza yang harus ditemenin main karna sudah seharian kami tinggal. Setelah Faza tidur, saya dan mas suami mulai berjibaku dengan 'tugas' kami masing-masing. Nyuci baju, jemur, cuci botol ASIP, dot, breastpump, setrika baju Faza (yang gak tega kami laundry-kan), dll.

Gara-gara lebih capek banget itu, kami jadi lebih sering sensi di tahun kedua pernikahan ini. Yang satu ngomong apa, yang satu nangkepnya apa. Salah paham, lalu sensi-sensian. Capek kan bikin kita lebih bernafsu makan orang ya 😂 Apa-apa teraa ngeselin, semua jadi terlihat salah 😢

Tapi bukan berhati kami jadi pesimis, lantas merasa 'apakah sudah tak ada cinta di antara kita?'. BIG NO!

Justru di babak ini kami sadar, artinya kami bertumbuh, tidak stagnan. Pernikahan kami memasuki babak baru, yaitu pernikahan yang dewasa. Bukan lagi sekedar romantis-romantisan dan pamer ke media sosial. Tapi gimana caranya tetap bisa sesekali romantis di tengah berbagai kewajiban yang menumpuk di depan mata.

Baca juga: Memperbarui Cinta

Di babak baru pernikahan ini, Alhamdulillah saya merasa bahagia saya menjadi jauh lebih sederhana. Dulu, sering ngrengek ke suami diajak makan di resto-resto hits, baru saya merasa senang dan menganggap suami romantis.

Sekarang? Saya lagi nyetrika, lalu suami -- yang baru selesai jemur baju -- mengelus kepala sambil bilang, "kalo capek istirahat, yaa" itu aja sudah berbunga-bunga hati ini 💕💕💕

Yah, tapi kami tau jalan masih panjang. Baru memasuki tahun kedua. Semoga kami diberi kesempatan oleh Allah untuk terus menghitung tahun bersama, dan itu artinya akan masih ada banyaaakkk sekali babak baru dalam pernikahan kami.

Sharing dong manteman tentang suka-duka babak baru pernikahan kalian, biar saya bisa belajar 😉 Saya tunggu ceritanya di kolom komentar yah 😘

Jumat, 12 Januari 2018

Faza Kena Impetigo

Seminggu lalu, pagi-pagi bangun tidur di dengkul Faza ada luka lecet keciill. Saya cuek aja, mengira itu lecet karna digaruk Faza yang kukunya superrr tajam. Sore hari sepulang kerja, luka lecetnya makin lebar. Tapi saya masih cuek, mengira itu gara-gara kena gesekan lantai saat Faza tengkurep.

Pagi berikutnya, perasaan saya mulai gak enak. Lecetnya lama-lama mirip luka melepuh. Tapi mas suami yang soal positif thinkingnya superrrr, menenangkan saya. Insya Allah gak papa, kata dia.

Sore sepulang kerja, lukanya makin bikin hati saya jerih. Persis luka melepuh, dan keluar air di lukanya 😭 Mas suami mulai ikutan resah, lalu kami sepakat bawa Faza ke dokter.

Sayangnya, dokter anak rekomendasi teman saya malam itu gak datang ke klinik. Dengan beberapa pertimbangan, akhirnya kami bawa Faza ke Dokter Keluarga (Faskes 1 BPJS).

Dokternya -- yang notabene dokter umum -- mendiagnosa lukanya Faza itu karna kena serangga. Lalu Faza dikasih salep dan antibiotik minum yang mana DISURUH GERUS SENDIRI DAN NAKAR SENDIRI! *maaf capslock jebol*

Ya habis, heran soalnyaaa... baru tau ada klinik plus dokter yang nyuruh orangtua pasien gerus obat sendiri. Saya harus gerus pake apaaa? Pake ulekan sambel?? 😑😑

Sampe rumah, tanpa diskusi panjang saya dan mas suami sepakat lah gak kasih obatnya buat Faza. Ngeri ah. Salep pun enggak, karna salepnya ada simbol huruf K merah, yang kalo gak salah artinya itu merupakan obat keras, Zzzzzz 😪

Hari berikutnya, luka di dengkul kiri Faza makin menjadi-jadi. Di sekitar lukanya juga muncul bintik-bintik mirip sama cacar air -- yang mana saat pecah, dan airnya mengenaik bagian kulit lain, langsung bikin nular ke bagian tersebut.

Pengen nangis lihat bintik-bintiknya makin banyak, bahkan udah mulai merambat ke tangan 😭😭 Alhamdulillah, malamnya bisa ketemu sama dokter anak rekomendasi teman. Dan Alhamdulillahnya lagi, meski nunggu lumayan lama, gak sia-sia karna dokternya baik dan ramah 💗💗 Bhayy deh pokoknya sama dokter galak 😒

Pas lihat lukanya Faza, dokternya langsung bilang: Oh, ini sih IMPETIGO! Lebih tepatnya Impetigo Bulosa.

Ini setelah malemnya ke dokter, udah minum obat dan dikasih salep 1x

Saya gak kaget sama sekali, karna sebelumnya udah browsing dengan kata kunci "luka melepuh pada bayi", dan ketemunya sama, yaitu impetigo. Hehe, ibu jaman now banget yaaa 😁
Kata dokter, Impetigo ini disebabkan oleh bakteri -- yang mana memang tumbuh subur saat cuaca sedang labil gini. hujan-panas-hujan-panas. Untuk penjelasan lebih lengkap soal Impetigo, baca disini aja ya.

Sama dokter dikasih salep namanya sagestam, plus antibiotik minum (puyer). Satu lagi, disaranin mandinya pakai detol cair.

Alhamdulillah, selang dua hari luka Faza sudah mulai kering dan gak merembet ke mana-mana lagi. Sekarang lukanya udah tinggal bekas, dan bikin paha Faza gak mulus lagiii 😂

Buat teman-teman yang punya baby atau toodler, selalu jaga kebersihan dan jaga stamina yaaa kalau lagi musim kayak gini. Semoga sehat-sehat selalu semuanya. Aamiin.

Selasa, 09 Januari 2018

Memperbarui Cinta

Dulu sebelum nikah, saya sering mikir tentang pernikahan. Menikah, lalu melewati seumur hidup dengannya, apa gak bosen ya?

Hidup bareng se-atap (kecuali yang long distance marriage yah) sepanjang sisa hidup dengan orang yang sama, apa iya gelora cinta bisa terus menggelora?

Kalau sebelum nikah, ingat wajahnya aja sudah bisa bikin hati bergetar-getar, jangan-jangan setelah sekian tahun menikah jangan-jangan dirayu saja blas gak ada setrumnya?

Beneran loh, dulu mikirin itu kadang bikin hati goyah dan takut nikah. Tapi nikah kan perintah agama. Lagian banyak pake banget kan buktinya pasangan yang sampe jadi nenek-kakek aja tetep mesra? Yang tetep gak pengen pisah barang sebentar. Ada kok. Jadi ya buat apa takut.

Terus setelah nikah gimana?
Saya baru nikah dua tahun sih. Naudzubillah semoga gak bakal ada kata bosen. Tapi diakui atau tidak, adakalanya merasa, kok gini-gini aja ya. Datar. Gak ada lagi kemesraan-kemesraan kecil dan rutin seperti saat masa awal pernikahan yang bikin hari selalu terasa menggairahkan.

Sekarang sih focus utamanya udah berubah. Anak. Tapi justru itu yang bikin kita jadi sering lupa untuk merawat kualitas hubungan dengan pasangan.

Memperbarui Cinta
credit: wikipedia.org
Nah, saya jadi mikir. Mungkin perlu banget untuk pasangan-pasangan seperti kami ini untuk meluangkan waktu khusus untuk quality time hanya dengan pasangan. Misalnya dengan liburan berdua saja ke Bali.

Bali mah gak perlu lagi diragukan soal keindahan berbagai tempat wisatanya. Gak terkecuali tempat wisata romantis yang cocok untuk quality time bersama pasangan dalam rangka memperbarui cinta.

Kalau saya pribadi, tempat wisata romantis di Bali yang ingin saya kunjungi jika suatu saat nanti (saat Faza sudah cukup mandiri dan bisa ditinggal beberapa hari) ke sana bareng mas suami adalah Pantai Jimbaran.

Impian saya sederhana saja. Duduk berdua di tepi pantai sambil berbincang ringan hingga matahari terbenam, sambil makan jagung bakar atau seafood. Ah, baru bayangin aja pipi saya sudah bersemu merah 😂

Apakah impian saya terlalu sederhana? Gak masalah. Intinya ada pada quality time-nya, buka pada seberapa WAH segala fasilitasnya. Lagian, saya harus tetap sadar diri lah seberapa tebal dompet kami 😅

Tempat menginap pun gak perlu lah rasanya di hotel mewah atau resort mahal dan berkelas. Yang murah tapi tetap nyaman dan fasilitasnya oke pun pasti ada.

Hotel Yang Murah di Bali

Untuk sekelas Bali yang sudah terkenal seantero jagad sebagai destinasi wisata, pilihan hotel pasti sangat buanyaakk. Dari yang fasilitas biasa, hingga super mewah. Dari yang murah sampai super mahal.


Kalangan menengah seperti kita-kita ini, pasti pilih yang murah dong yaa. Tenang aja, tinggal booking saja melalui Airy Rooms. Airy Rooms yang merupakan jaringan hotel dan guest house terbesar di Indonesia, pastilah punya banyak sekali pilihan dengan berbagai variasi budget. Soal fasilitas pun gak perlu khawatir. Meski murah, hotel Airy Rooms memiliki 7 jaminan fasilitas. Pesennya pun mudah, bisa lewat Android, website maupun iOS. Bayar? Lewat Indomaret pun bisaa. Gampang bangett ya.


Fix lah, kalau beneran jadi liburan berdua, pesan lewat Airy Rooms aja 😊

Yakin deh, Insya Allah selepas liburan berdua saja dengan pasangan, hubungan akan terasa fresh dan hangat kembali.

Nah, adakah diantara teman-teman yang hubungannya dengan pasangan sedang terasa datar atau hampa? Ayo, rencanakan quality time berdua, agar gak semakin berlarut-larut dan membawa efek negatif lainnya.