Boleh doooong. Namanya juga manusia.
Marah itu kan salah satu jenis emosi. Yang jika tidak disalurkan dengan baik, atau hanya dipendam, malah bahaya. Bisa jadi api dalam sekam.
Tapi catatannya, harus disikapi dengan cara yang tepat. Apalagi marah pada suami.
Karna gak jarang, masalah sepele bisa jadi sangat rumit dan besar, jika disertai amarah yang tidak disikapi dengan tepat.
Pernah gak, marah karna hal sepele ke suami, tapi karna kitanya langsung marah meledak-ledak, bukannya suami jadi sadar akan kesalahannya dan minta maaf, eh malah balik marah ke kita?
Maka dari itu, ada hal-hal yang harus diperhatikan saat kita sedang marah pada suami. Apa aja sih?
Yuk simak hal-hal di bawah ini yaa :)
1. Tenangkan Diri Dulu
Kalau lagi marah, hawa-hawanya udah mendidih di ubun-ubun dan siap meledak kan ya?
Eits, tapi tunggu dulu. Tunda dulu marahnya. Jangan langsung diledakkan.
Tunggu sampai kitanya agak tenang. Karna kalau masih mendidih gitu, pasti nanti marahnya luber ke mana-mana, jauh melenceng dari point utamanya. Dan ini fatal banget.
Kalau saya pribadi, kalau lagi marah sama suami, mending diam dulu aja deh. Menyingkir dari dia dulu sementara.
Bagi yang muslim, bisa menenangkan diri dengan baca ta'awudz dan istighfar, lalu duduk atau berbaring. Kalau masih gak tenang, coba wudhu.
2. Jangan Meluapkan Kemarahan Saat Suami Lelah
Kalau suami pulang kerja, lalu kita langsung nyerocos ngomel, yakin deh bukannya paham kenapa kita marah, dia pasti malah ikut tersulut kemarahan juga.
Marah itu gampang banget nular, terutama kalo sedang capek.
Jadi kalau maumarah sama suami, sedangkan suami lagi capek (misal, baru pulang kerja), ya biarin dia istirahat dulu sejenak. Duduk dan minum dulu.
Sedangkan kitanya, kalau sanggup ya bikinin teh anget. Kalau gak sanggup karna gondhok banget, ya menyingkir aja seperti di point satu. Hehe.
Biar apa? Lagi-lagi biar efek kemarahan kita enggak meluber ke mana-mana 😊
3. Jangan Marah di depan Anak
Ini pasri semua orangtua tau ya. Anak itu ibarat spons, yang menyerap segala sesuatu ke dalam ingatannya dengan baik. Apalagi kalo balita. Ingatan-ingatan itu akan punya andil besar untuk membentuk karakter, mental dan psikologisnya.
Apa gak sedih bayangin anak-anak kita punya endapan memori tentang ibunya yang marah-marah sama ayahnya?
Pasti gak pengen ya, Bu 😊
4. Jangan Marah di depan Orang Lain
Kita dan suami kita itu ibarat pakaian yang saling menutupi. Termasuk menutupi aib dan kesalahannya.
Kalau kita marah-marah di depan orang lain, itu sama saja kita sedang menelanjangi diri kita sendiri dengan cara mengoyak baju yang menempel di badan kita.
Iya. Gak cuma suami yang bakal kelihatan jeleknya di hadapan orang lain. Kita pun juga.
Jadi kalau lagi mau marah, pas hanya cuma berdua aja 😊
5. Ingat Kebaikan Suami
Ini pamungkas banget sih menurut saya.
Tiap lagi marah banget nget nget sama suami, pas lagi fase diem seperti di point 1 tadi, saya biasanya mengingat-ingat kebaikan-kebaikan suami.
Dan, voilaaa... bukannya pengen ngomel-ngomel, saya malah jadi senyum-senyum sendiri.
Misal pun marahnya belum benar-benar hilang, pasti kita akan marah dengan cara yang berbeda.
Yaaahhh, ngomong mah gampang1 Orang kalau pengen marah sih marah aja, yaaa. Mana inget macem-macem kayak gitu!
Bisa, Bu... pasti bisa! Tinggal kita mau berusaha dan berlatih nggak.
Iya sih, perkara memanajemen marah ini memang butuh latihan yang gak sebentar. Tapi pasti bisa kalau kita terus mencoba 😊
Apalagi kalau kita punya cita-cita besar untuk terus menjaga bahtera rumah tangga kita langgeng 😉
Point-point di atas adalah hal-hal yang memang selalu saya ingat, dan sudah pernah praktekkan. Dan, Alhamdulillah kemarahan saya jadi tersampaikan secara efektif. Suami jadi paham apa yang membuat saya marah, dan kita gak perlu jadi berantem gara-gara hal itu 😊
Yah, meskipun masih sering juga saya lepas kontrol. Yang penting gak berhenti untuk berlatih 😊
Kalian biasanya gimana saat sedang marah pada suami, Bu? Cerita dong 😃
Klo marah sm suami biasanya aku tinggal beres2, ahaha. Klo udh agak reda minta peluk atau minta jajan, wkwkwwk
BalasHapus