Janji Allah untuk orang yang hendak menikah. Dalam sebuah materi kajian tentang rizki yang pernah saya ikuti di Wisata Hati Semarang, Pak Ustadz menyampaikan sebuah cerita. Ia pernah didatangi oleh seorang pemuda yang mengeluhkan tentang rizkinya. Sang pemuda merasa, gajinya tidak terlalu kecil, tapi entah kenapa selalu amat mepet untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya yang sepertinya tidak seberapa.
Pak Ustadz hanya menanggapi cerita si pemuda dengan pertanyaan ringan, "Kamu sudah nikah belum?". Dan benar saja, ternyata si pemuda belum menikah. Solusi ang ditawarkan oleh Pak Ustadz pun sederhana. Pulang, dan menikahlah. Hihi.
Lho, apa korelasinya?
Sebagian besar dari kita pasti sudah pernah mendengar bahwa salah satu pembuka pintu rizki adalah dengan menikah. Kata Pak Ustadz di atas, sebelum menikah kita hanya berhak atas rizki diri kita sendiri. Sedangkan setelah menikah, akan ada pintu rizki lain yang terbuka -- rizki anak dan istri. Tidak percaya? Hal ini sudah dijanjikan Allah dengan amat jelas dalam Al-Qur'an. Tapi tetap saja syarat dan ketentuan berlaku, ya! Ikhtiar tetap saja menjadi salah satu kunci utamanya.
"Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (Pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui". (QS. An Nuur: 32)
Saya juga beberapa kali membaca atau mendengar cerita pengalaman beberapa orang. Banyak yang bilang, setelah menikah itu ada saja rizkinya. Bahkan, dari sejak saat mempersiapkan pernikahanm pun hal itu sudah bisa dirasakan. Ada saja rizki dari arah yang tidak kita duga-duga.
Nah, kalau yang ini saya baru saja merasakannya sendiri. Saya tergolong orang yang kurang pintar menabung. Sampai saat tiba waktunya saya mempersiapkan pernikahan, saya hampir tidak punya tabungan sama sekali. Sempat bingung dan resah. Nanti bayar souvenir pakai apa, bayar undangan gimana, dll. Tapi, Masya Allah... ada saja rizkinya. Tiba-tiba ada insentif cair, ada bonus blablabla cair. Alhamdulillah.
“Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan jalan keluar baginya. Dan memberinya rizki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (Ath-Thalaq: 2-3)
Memang, ilmu matematikanya Allah itu tidak akan bisa kita jangkau hanya dengan akal pikiran. Terutama tentang menikah. Wajar memang jika resah memikirkan apakah akan bisa mencukupi kebutuhan hidup setelah berumahtangga atau tidak. Tapi kalau resah itu menjadikan kita terus menerus menunda pernikahan, rasanya ada yang perlu dibenahi dari tauhid kita. Tidakkah itu artinya kita meragukan janji Allah untuk orang yang hendak menikah?
Jadi, yuk nikah! Insya Allah janji-janji Allah akan tertunai untuk setiap niat baik kita :)Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, “Tiga golongan yang pasti mendapat pertolongan Allah. Seorang mujahid yang memperjuangkan agama Allah, seorang penulis yang selalu memberi penawar, dan seorang yang menikah demi menjaga kehormatannya.” (HR. Thabrani)