Postingan di awal bulan November yang (sayangnya) harus bermuatan kelabu. Huhu.
Dan 90% akan berisi curhatan emak yang lagi galau anaknya sakit 😂
Ini ceritanya ilustrasi saya yg seminggu ini gak pernah bisa tidur nyenyak karna Faza sakit 😂 Ambil dr Pixabay. |
Iya, sudah seminggu ini Faza sakit. Demamnya naik-turun. Batuknya, haduuhhh... bikin ngilu. Batuk berdahak.
Faza termasuk jaraaang sekali sakit, Alhamdulillah. Makanya sekalinya sakit, saya dan masuami bawannya galau terus. Apalagi kemarin Faza akhirnya harus cek lab juga, dan hasilnya makin bikin galau. Angka hasil lab-nya mengindikasinya Faza terinfeksi virus. Sampai sekarang masih observasi, dan hari ini harus cek lab ulang.
Saya lalu menarik mundur beberapa hari sebelum Faza sakit. Kebetulan kami baru saja berkunjung ke rumah seorang kerabat. Kerabat tersebut juga punya anak yang sedikit lebih tua dari Faza.
Faza tentu saja girang sekali punya teman main. Nah, kebetulan pula, anak si kerabat tersebut sedang sakit batuk lumayan parah. Batuk berdahak.
Saya melihat beberapa kali, ketika tengah bermain bersama, si anak kerabat batuk-batuk tepat di depan Faza tanpa menutupi mulutnya.
Miriiiiis sekali rasanya hati saya saat itu, Bu ðŸ˜
Ingin sekali rasanya saya mengingatkan, "Kak, mulutnya ditutup yaa kalau batuk"
Atau ingin sekali saya menarik Faza dan bilang, "Faza, siniii sama Ibu"
Tapi saya gak punya cukup keberanian 😠Saya takut ibu si anak tersinggung, karna saya tau beliaunya tipe yang cukup sensitif soal ginian. Huhu.
Saya gak menyalahkan si kerabat saya beserta anaknya atas sakitnya Faza.
Tapi saya mengambil pelajaran untuk diri saya sendiri melalui kasus ini.
Bahwa ketika anak sakit dan sakitnya mudah menular ke anak lain, mari menjadi bijak. Bijak untuk berusaha semaksimal mungkin untuk menjaga anak kita agar jangan sampai menularkan sakitnya ke anak lain.
Misalnya dengan mengisolasi anak sementara dari teman-temannya, sembari memberi pengertian. Atau dengan mengajari, misal anak batuk, ajari dia untuk menutup mulutnya saat batuk atau dengan menjauh sebentar dari teman-temannya.
Atau misalnya saya sedang lalai, dan ada orangtua lain yang mengingatkan, "Dek Faza lagi pilek, jangan dekat-dekat temannya dulu ya", harusnya saya gak perlu tersinggung. Semoga saya inget terus soal ini.
Saya sadar diri, sebagai ibu, sayang saya pada anak kadang gak proporsional. Misal, saat anak salah dan diingatkan orang lain, kita tersinggung. Marah. Saking sayangnya sama anak. (Emm atau jangan-jangan saking tingginya ego kita ya?)
Gitu lah pokoknya. Intinya saya belajar banyak dari sakitnya Faza kali ini.
Ending postingan ini benar-benar anti-klimaks 😂
Faza tentu saja girang sekali punya teman main. Nah, kebetulan pula, anak si kerabat tersebut sedang sakit batuk lumayan parah. Batuk berdahak.
Saya melihat beberapa kali, ketika tengah bermain bersama, si anak kerabat batuk-batuk tepat di depan Faza tanpa menutupi mulutnya.
Miriiiiis sekali rasanya hati saya saat itu, Bu ðŸ˜
Ingin sekali rasanya saya mengingatkan, "Kak, mulutnya ditutup yaa kalau batuk"
Atau ingin sekali saya menarik Faza dan bilang, "Faza, siniii sama Ibu"
Tapi saya gak punya cukup keberanian 😠Saya takut ibu si anak tersinggung, karna saya tau beliaunya tipe yang cukup sensitif soal ginian. Huhu.
Saya gak menyalahkan si kerabat saya beserta anaknya atas sakitnya Faza.
Tapi saya mengambil pelajaran untuk diri saya sendiri melalui kasus ini.
Bahwa ketika anak sakit dan sakitnya mudah menular ke anak lain, mari menjadi bijak. Bijak untuk berusaha semaksimal mungkin untuk menjaga anak kita agar jangan sampai menularkan sakitnya ke anak lain.
Misalnya dengan mengisolasi anak sementara dari teman-temannya, sembari memberi pengertian. Atau dengan mengajari, misal anak batuk, ajari dia untuk menutup mulutnya saat batuk atau dengan menjauh sebentar dari teman-temannya.
Atau misalnya saya sedang lalai, dan ada orangtua lain yang mengingatkan, "Dek Faza lagi pilek, jangan dekat-dekat temannya dulu ya", harusnya saya gak perlu tersinggung. Semoga saya inget terus soal ini.
Saya sadar diri, sebagai ibu, sayang saya pada anak kadang gak proporsional. Misal, saat anak salah dan diingatkan orang lain, kita tersinggung. Marah. Saking sayangnya sama anak. (Emm atau jangan-jangan saking tingginya ego kita ya?)
Gitu lah pokoknya. Intinya saya belajar banyak dari sakitnya Faza kali ini.
Ending postingan ini benar-benar anti-klimaks 😂
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah mampir ke rumah maya sederhana saya... tinggalkan kesanmu, ya :)