Kamis, 20 Juli 2017

#BincangKeluarga: Saat Saya Ingin Mengeluh

Mengeluh. Siapa yang gak pernah mengeluh? Rasanya hampir gak ada. Apalagi saya. Haha, hobi banget!

Tapi saya tau, hobi ini merupakan hobi buruk yang harus segera dibasmi. Hidup terlalu berharga jika hanya diisi oleh keluhan demi keluhan. Dan anehnya ya, ketika kita memutuskan untuk mengeluhkan sebuah hal, maka akan bermunculan lah hal-hal lain yang rasanya patut dikeluhkan.

Begitu juga sebaliknya. Saat kita memilih untuk bersyukur, seringkali akan hadir hal-hal indah yang patut untuk disyukuri, susul-menyusul.

Eniwei, ini adalah postingan pertama #BincangKeluarga setelah beberapa minggu kami absen, dikarenakan Ade sedang cuti hamil. Hehe. Selamat yaaa De atas kelahiran putri cantiknya *hug*.

Baca Punya Ade:




Ngobrolin soal mengeluh, saya pernah melewati masa-masa saat saya ingin mengeluh, melebihi biasanya. Rasanya hati dan otak saya hanya berisi tentang keluhan saat itu.

Kapan? 

Empat bulan lalu, selama tiga minggu setelah melahirkan.

Ya, rasanya saya hanya ingin mengeluh, mengeluh dan mengeluh. Masa-masa yang banyak disebut orang dengan istilah baby blues -_-

Dan seperti yang saya bilang di atas. Ketika saya mengeluh, muncullah susul-menyusul hal-hal yang di mata saya pantas untuk dikeluhkan. Pertama tentang ASI yang tak kunjung keluar. Setelah ASI keluar, saya kemudian mengeluh karna Faza terus-terusan menyusu. Lalu tentang jam tidur yang saya rasa sangat kurang. Juga tentang ASI yang gak mau keluar ketika diperah, padahal keluar saat dikenyot sama Faza. Setelah lancar diperah, eh gantian saya ngeluh capek pumping.

Sebenarnya mau saya apa sih saat itu :(

Jujur saya malu kalau ingat saat itu. Malu sama Faza terutama. Faza lahir dengan hanya dibekali naluri untuk menggantungkan hidupnya pada saya. Ia menganggap bahwa saya adalah semesta baginya. Sedangkan saya justru terus mengeluhkan kehadirannya. Padahal dulu, saya juga yang merengek melalui doa-doa agar Allah perkenankan Faza hadir dalam hidup saya T.T

Lalu apakah sekarang saya jadi gak pernah lagi mengeluh?

Sayangnya masih :( Tapi saya mencoba berusaha segera mengubah sudut pandang saya, agar keluhan itu segera berganti kesyukuran.

Hari senin kemarin, Faza habis imunisasi. Malamnya, badannya panas. Saya hampir gak bisa tidur sama sekali karna ia agak rewel. Paginya di kantor saya ngantuk sekali. Kepala saya pening.

Saat saya ingin mengeluh, qodarullah saya ngobrol dengan seorang teman yang beberapa bulan lalu menikah. Ia bercerita tentang keresahan dan keinginannya untuk bisa segera hamil. Ia juga bilang bahwa saya beruntung sekali karna dulu langsung hamil hanya selang sebulan setelah menikah.

Hati saya seketika menghangat. Keinginan mengeluh saya sirna seketika.

Bagaimana bisa saya gak bersyukur dan justru mengeluhkan segala konsekuensi atas hadirnya Faza, sedangkan di luar sana banyak sekali yang mendambakan ada sosok kecil seperti Faza dalam hidup mereka :( Saya harusnya sadar, bahwa segala konsekuensi atas kehadiran Faza sama sekali gak ada apa-apanya dibanding besarnya anugrah berupa Faza itu sendiri.

Jadi, bolehkah kita mengeluh? Gak manusiawi kalau bilang gak boleh. Tapi jangan lupa untuk segera mengubah sudut pandang kita, agar keinginan mengeluh segera berganti menjadi keingin untuk melangitkan ribuan syukur :)

2 komentar:

  1. Aaah aku juga masih suka ngeluh karena capek menyusui, apalagi dua bayi. Tapi kemudian aku inget, kalo dulu aku juga yg milih buat tandem nursing :(

    BalasHapus
  2. Manusiawi bgt memang
    Tp mengeluhlah pd yg tepat, org terpercaya, jgn di medsos

    BalasHapus

Terimakasih telah mampir ke rumah maya sederhana saya... tinggalkan kesanmu, ya :)