Rabu, 01 Juni 2016

#SaniRosaStory : Akad Nikah


Bismillah, mulai semangat nge-blog lagi... hap hap hap!!!

Sesuai dengan niatan saya sejak sebelum nikah, saya pengen mendokumentasikan bagian per bagian dari acara hari pernikahan saya satu per satu. Semoga Allah memudahkan, dan memberi saya kesempatan untuk memenuhi niatan saya tersebut. Sama sekali niatnya bukan untuk pamer. Duh, apa yang bisa saya pamerin dari pernikahan saya yang amat amat sederhana sih? Gak ada rasanya. Niatan saya, selain biar nanti anak-anak saya bisa baca kisah bapak-ibunya, siapa tau dari apa yang saya tulis ada yang memberikan manfaat meski setitik bagi yang membaca. Aamiin :)

Akad nikah kami rencanakan berlangsung pada Pukul 08.30. Sengaja dibikin pagi, biar acara bisa selesai maksimal Pukul 14.00 (sudah sekaligus resepsi), agar kami bisa mengejar sholat dhuhur. Rombongan keluarga mempelai pria sudah datang sekitar pukul 08.00. Pagi sekali, dan sempat bikin grogi karna saya dan beberapa keluarga belum selesai di make up. Huhu.

Setelah berbagai kericuhan akibat grogi yang rasanya menjalar dari satu orang ke orang lain, akhirnya prosesi menuju akad nikah dimulai sekitar Pukul 08.30. Diawali dengan prosesi penyerahan calon mempelai pria yang diwakili oleh salah satu sesepuh keluarga si Mas pada keluarga saya, mempersilakan keluarga saya untuk mengambil alih si Mas untuk dinikahkan dengan saya. aiiihh, aiiihhh... pipi saya kok rasanya memerah nulis ini =D Lalu keluarga saya yang juga diwakili oleh seorang sanak family sekaligus guru ngaji saya waktu kecil, menerima penyerahan dari keluarga si Mas, sekaligus mengucapkan selamat datang di kediaman kami. Ohya, prosesi ini berlangsung di jalan depan rumah saya. Posisinya berhadapan gitu antara rombongan keluarga si Mas dan keluarga saya. Nah, setelah diterima oleh keluarga saya, si Mas kemudian diberi minum air zamzam oleh ibu saya dan dikalungi rangkaian bunga melati. Lalu disusul dengan penyerahan seserahan dari keluarga mempelai pria pada keluarga saya. Ohya, FYI, saat prosesi ini, saya hanya melihat dari depan pintu rumah yang jaraknya lumayan jauh.



Kemudian acara berpindah lokasi ke Masjid Baitul Makmur yang kami sepakati sebagai tempat akan dilangsungkannya acara akad nikah. Rombongan keluarga saya dan keluarga si Mas berjalan beriringan, diiringi tabuhan rebana dan lantunan sholawat. Lalu dengan langkah gemetar dan hati yang kebas saya menyusul dengan didampingi seorang saudara. Sebenernya awalnya saya berniat tetap di rumah saja saat akad nikah berlangsung. Tapi si Mas meminta pada saya untuk turut hadir di masjid, mendengarkan langsung ijab qabul antara Bapak dan dia, dan mendengarkan janji sighat taklik yang akan si Mas baca.

Sesampainya saya di masjid, si Mas sudah duduk tepat di depan bapak saya yang akan mengucapkan  ijab sendiri, dipisahkan oleh sebuah meja kecil. Diawali dengan acara pembukaan, dilanjutkan lantunan ayat suci Al Qur'an oleh Pakdhe dan khotbah nikah oleh petugas KUA yang membacakannya dengan amat indah, tiba saatnya Bapak dan si Mas mengucapkan Ijab-Qabul. Masya Allah, menuliskannya saat ini saja rasanya hati saya bergetar. Suara Bapak terdengar agak bergetar. Saya gak tau seperti apa perasaan beliau, karna beliau bukan tipe orang yang bisa mengekspresikan perasaan dengan baik. Suara si Mas terdengar agak lirih, gak setegas dan selantang saat latihan sebelumnya =D Tapi Alhamdulillah, cukup sekali, dan saksi menyatakan SAH, disambung dengan doa keberkahan. Ohya, salah satu saksi nikah kami adalah orang yang di mata kami amat istimewa karna kesholihannya, Insya Allah. Beliau adalah Bapak H. Hasan Toha Putra :)

SAH! :D

Setelah saya dan si Mas SAH sebagai suami istri *cieeeee*, si Mas membacakan sighat taklik yang merupakan janjinya pada saya tentang bagaimana seharusnya dia mempergauli saya. Setelah itu, saya yang tadinya duduk di sebelah Ibu -- dibelakang si Mas, dipersilakan maju -- bersanding dengan si Mas, untuk mendengarkan nasehat pernikahan dari saudara sekaligus cendekiawan di desa saya. Kami sempat saling melirik, tapi cepet-cepet nunduk lagi. Maluuuu. Hihi, luar biasa rasanya saat itu. Saya sudah jadi istri orang ternyata :')

ini sudah SAH. Jalan dari Masjid menuju ke rumah :)

Usai prosesi sakral itu, pastilah lanjutannya adalah acara foto-foto. Foto bareng Bapak-Ibu saya dan Bapak-Ibu si Mas, foto bareng keluarga, bareng teman-teman, dll. Ohya, ada sebuah cerita yang cukup bikin saya geli-geli gimanaaaa gitu. Saat Ijab-Qobul berlangsung, saya menggenggam tangan ibu saya. Ia membalasnya dengan menggenggam tangan saya erat. Saya pikir ibu saya terharu luar biasa, murni dan fokus pada moment luar biasa sakral itu. Ternyataaaa... tangan dingin ibu saya itu disebabkan oleh -- salah satunya -- resah memikirkan apakah salah satu sajian resepsi akan bisa disajikan tepat waktu, karna ada beberapa hal yang bikin sajian tersebut ditunda proses memasaknya. Owalaaaahhh, Ibuuuu... =D

Karna sudah terlalu panjang, tentang baju yang kami pakai pada acara akad nikah ini Insya Allah akan saya ceritakan pada postingan selanjutnya :)

4 komentar:

  1. Ahi hi hi perasaan yang bercampur aduk mbak mulai dari senang, tegang dan lucu juga ada, hmm jadi pengen juga merasakan suasana seperti yang mbak rasakan.

    BalasHapus
  2. alhamdulillah.. Turut berbahagia dan berdoa, semoga keberkahan terlimpah untuk Mbak Rosa dan Suami dan kebaikan senantiasa menyertai Panjenengan berdua.

    BalasHapus

Terimakasih telah mampir ke rumah maya sederhana saya... tinggalkan kesanmu, ya :)