Rabu, 02 Maret 2016

Mau Gak Diajak Hidup Susah?


Beberapa waktu lalu sempat ramai soal pembahasan 'mau gak wanita diajak hidup susah sama pasangannya'. Hihi, telat banget sih ya kalo saya baru mau bahas sekarang. Tapi tak apa, malah jadi antimainstream, kan? #ngeles

Di facebook, pembahasan soal ini sempat terbelah menjadi dua kubu *memang selalu gitu sih, ya!*. Kubu pertama mencemooh laki-laki yang menjadikan 'mau diajak susah' sebagai salah satu kriteria istri. Kubu ini menganggap laki-laki semacam itu tidak bertanggungjawab. Wanita dibesarkan oleh ayahnya, selalu berusaha dibahagiakan, dipenuhi kebutuhannya, disayang-sayang, eh lha kok dijadikan istri 'cuma' mau diajak susah. Plis deh! *itu kata mereka lho*

Lalu kubu kedua, mengatakan.. Laki-laki menjadikan itu sebagai 'jaga-jaga saja'. Kan hari esok gak ada yang tau. Laki-laki bisa jadi berusaha sangat kuat agar bisa menjamin segala kebutuhan keluarganya, tapi ternyata ada saja yang membuat mereka kekurangan a.k.a hidup susah. Nah, pada kondisi tak terduga seperti ini, mereka berharap sang istri siap dan tak lantas pergi meninggalkannya (baca: mau diajak hidup susah).

Saya teringat pada sepotong percakapan antara Cakra dan ibunya dalam novel Sabtu Bersama Bapak. Saat itu -- dalam rangka meyakinkan Cakra agar segera menikah -- si Ibu berkata, 'istri yang baik gak akan keberatan diajak hidup susah'. Lalu Cakra menjawab dengan santun, 'tapi laki-laki yang baik gak akan tega mengajak istrinya hidup susah, Bu'.

Nah! Ketemu, kan, jalan tengahnya?! Istri yang baik (meskipun kata 'baik' luaaasss sekali pemaknaannya) tentu gak akan keberatan setia pada suaminya dalam kondisi apapun, termasuk dalam kondisi susah. Sedangkan suami yang baik tentu akan berusaha sekuat yang dia bisa untuk memastikan keluarganya selalu falam kecukupan. Gitu, kan, seharusnya?

Ya menurut saya sangat wajar sih kalau laki-laki mensyaratkan 'mau diajak susah' sebagai salah satu kriteria istri. Pernah dengar kalimat 'wanita diuji saat suaminya tak punya apa-apa'? Nah, mungkin itu sebabnya. Sedangkan kenapa wanita sering mensyaratkan 'SETIA' sebagai kriteria, karna konon 'laki-laki diuji saat ia punya segalanya'.

Lagian kenapa kita harus gusar menganggap laki-laki itu gak adil kalo menggunakan 'mau gak diajak susah?' sebagai syarat. Kita sebenernya juga sering gak adil, kan? Kita sering mensyaratkan tentang kemapanan, kan? Nah, Insya Allah soal kemapanan akan saya curhatkan di postingan berbeda. Hihi

3 komentar:

  1. Iya ya Mbak..masing-masing punya alasan. Kalau ngga mau di ajak susah, ntar dibilang madu alias mata duitan. Kalau bilang mau di ajak susah, hiks..giliran senang cari yang lain...ngga ada mendingnya kayaknya Mbak...hehe.
    Salam kenal...

    BalasHapus
  2. Tidak perlu takut susah, sebab rezki sudah dijamin.

    Salam,

    Pemilik akun instagram @IzwarZaidan
    www.semesta-berbicara.com

    BalasHapus
  3. Pasti semiua orang itu tidak ingin hidup sesah, tapi yakinlah kalo rezeki itu sudah ada yang mengatur dan gak bakalan salah orang ko mbak ...

    BalasHapus

Terimakasih telah mampir ke rumah maya sederhana saya... tinggalkan kesanmu, ya :)